1. Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur (136-158 H/754-775 M) Pendiri Kota Baghdad
A. Biografi Singkat
Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al-Mansur adalah Khalifah kedua Bani Abbasiyah, putra
dari Muhammad bin Ali bin Abdullah ibn Abbas bin Abdul Muthalib, dilahirkan di Hamimah
pada tahun 101 H. ibunya bernama Salamah Al-Barbariyah, seorang wanita dari suku Barbar.
Al-Mansur merupakan saudara Ibrahim Al-Imam dan Abul Abbas As-Saffah. Al-Mansur
memiliki kepribaian yang kuat, tegas, berani , cerdas, dan memiki otak yang Cemerlang.
Ia dinobatkan sebagai putra mahkota oleh Kakaknya, Abul Abbas As-Saffah. ketika As-Saffah
meninggal, Al-Mansur dilantik menjadi Khalifah Saat usiaya 36 Tahun.
Al-Mansur seorang Khalifah yang tegas, Bijaksana, Alim, berpikiran majuu, baik budi, dan
pemberani. Ia tampi dengan gagah berani dan cerdik menyelesakan berbagai persoalan
pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Al-Mansur juga sangat mencintai Ilmu pengetahuan.
Kecintaanya terhadap Ilmu Pengetahuan menjadi Pilar bagi pengembangan peradaban Islam di
masanya.
Setelah menjalankkan pemerintahan elama lebih dari 22 tahun, pada tanggal 7 Zulhijjah tahun
158 H/775 M, Al-Mansur wafat ketika perjalanan ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji
dalam usia 57 tahun, di suatu tempat bernama ''Bikru Ma'unah''. Jenazahnya dimakamkan di
Makkah.
B. Kebijakan dalam Pemerintahan
Setelah dilntik menjadi Khalifah tahun 136 H/754 M, Al-Mansur membenahi Administrasi
pemrintahan dan kebijakan politik, Dia menjadikan wazir sebagai koordinator kementerian. wazir
pertama yang diangkangkat berama Khalid Bin Barmak, berasal dari Balk, pesia, Al-Mansur juga
membentuk lembaga protokoler negara, Sekretaris negara , dan kepolisian negaa, disampig
membenahi angkatan bersenjata, Dia menunjuk Muhammad bin Abd Al-Rahman sebagai hakim
pada lembaga kehakiman negara. Jawatan Pos yang sudah ada sejak masa Dinasti Umayyah
ditingkatkan peranannya, terutama untuk menghimpun seluh Informasi dari daerah agar
administrasi kenegaraan berjalan dengan lancar, Sekaligus menjadi pusat Informasi khalifah
untuk mengontrol para gubernurnya.
Untuk memperluas jaringan politik, Al- Mansur menaklukkan kembali daerah-daerah yang
melepaskan diri, dan menertiban keamanan daerah perbatasan. Di antara usaha tersebut adalah
merebut benteng-benteng di Asa, kota Malatia, wilayah Cappadocia, dan Cicilia pada tahun 756-758
M. Ke Utara , bla tentaranya juga melintasi pegunungan Taurus dan mendekati Selat Bosporus.
Selain itu, Al-Mansur membangu hubungan diplomatik dengan wilaya-wilayah luar Jazirah Arabia.
Dia membuat perjanjian damai dengan kaissar Constantine V dan mengadakan genjata senjata antara
tahun 758-765 M. Khalifah Al-Mansur juga melakukan dakwah Islam ke Byzantium . Ia berhasil
menjadikan krajaan tersebut membayar Upeti tahunan kepada Dinasti Abbasiyah. selain itu , dia juga
mngadakan kerja sama dengn Raja Pepin dari Prancis. Saat itu , diaKekuasaan Bani Umayyah II di
Andalusia dipimpin oleh Abdurrahman Ad -Dakhil.Al-Mansur berhasil pula menakluka daerah
Afrika Utara pada tahun 144 H, Meski terkadang kota Kairawan silih berganti bertukar wali. Suatu
Saat dikuasai oleh bangsa Arab, di lain aktu ke tangan Barba lagi. Baru pada tahun 155 H, Kota tersebut dikuasai secara penuh oleh Daulah Abbasiyah.
C. Mendirikan Kota Baghdad
Pada masa Awal pemeritintahan Dinasti Abbasiyah, yakni di masa As-Saffah, pusat
pemerintahannys berada di kota Anbar, sebuah kota kuno persia di sebelah timur sungai Eufrat.
Istananya diberi nama Hasimiyah, dinasbahkan kepada sang kakeknya, Hasyim bin Abdi Manaf
Pada masa Al-Mansur, pusat pemerintahan dipindahkan lagi ke Kufah. Ia mendirikan Istana baru
dengan nama Hasyimiyah II. Selanjutnya, untuk lebih menetakan dan menjaga Stabilitas politik,
Al-Mansur mencari daerah Strategis untuk djadikan Ibu kota egara. Pilihannya jatuh pada daerah
yang sekrang dinamakan Baghdad, terletak di tepian sungai Tigris dan Eufrat. Sejak Zaman persia
kuno, koota sudah mnjadi ppusat perdagangan yang dikunjungi saudagar dari berbagai penjuru
dunia, termasuk pedagang dari cina dan India. Menurut cerita rakyat, daerah ini sebelumnya adalah
tempat peristirahatan Kisrah Anusyirwan, Raja Persia yang tamasyhur. Baghdad ''taman keadilan''.
Taman itu lenyap bersama hancrya kerajaan persia, namun namnya tetap menjadi kenanga rakyat.
Kota tersebut dibangun Khalifah dengan melibatkan para arsektur, tukang bau, tukang kayu, ahli
lukis, dan lain-lain. mereka didatangkan dari Syiria, Mosul, Basrah, dan Kufah yang berjumlah
Sekitar 100.000 Orang. Kota Baghadad berbentuk bundar. Di sekelilingnya dibangun dinding
atau tembok yang bsar dan tinggi, sedangkan sebelah luarnya digali parit besar yang berfungs
sebagai saluran sekaligus bnteng pertahanan.
Terdapat empat pintu gerbang di seputar kota ini, disediakan untuk setiap orang yang ingin memauki
kota. Keempat pintu gerbang iu adalah Bab Al-Kuffah, terletak di seelah Barat Daya Bab Syam,
terletak di Baat Laut, Bab Al-Basrah, di tenggara dan Bab Al-Khurasan, di Timrur Laut. Di antara
masng-masing pintu gerbang di bangun 28 menara, fungsinya sebagai tempat pengawal negara
bertugas mengawasi keadaan di luar. Di atas setiap pntu gerbang di bangun tempat peristirahatan
berhias ukiran yang indah da menyenagkan. Di tengah-tengah kota terletak istana Khalifah dengan
seni arsitekturPersia. Istana ini dikenal dengan Al-Qasr Al-Zahbi, berarti 'istana emas' istana juga
dilengkapi dengan bangunan masjid, tempa pengawal istana, polisi , dan tempat tinggal putra-putri
serta Keluarga Khalifah.
Di Sekitar Istana dibanngun pasar tempat perbelanjaan, termasuk jalan raya yang menghubungkan
keempat pintu gerbang. Sejak Awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan
kebangkitan ilmu pengetahuan Islam. itulah sebabnya, philip K. Hitti, seorang peneliti sejarah Arab menyebut Bagdad sebagai kota intelektual Menurutnya, di antara kota-kota di dunia, Baghdad merupakan profesur masyarakat Islam. Bahkan dalam cerita 1001 malam, Baghdad menjadi kota impian.
Al-Mansur memindahkan ibu kota negara ke kota baru dibangunnya, yaitu Baghdad pada tahu 752 M. Kota ini selajutnya bukan hanya menjadi pusat pemerintahan yang strategis, tetap juga menjadi pusat kebudayyan dan peradaban Islam.
D. Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Al-Mansur menunjukkan minat dan perhatian yang besar terhadap pengembangan Ilmu
Pengetahuan. Penyalinan literatur Iran, Grik serta Siryani dilakukan secara besar-besaran. Dia
mendorong usaha menerjemahkan buku-buku pengetahuan dari kebudayaan asing ke bahasa Arab
agar dikaji orang-orang Islam.
perguruan tinggi ketatiban di jundisapur yang dibangun oleh Khosru Anusyirwan (351-579 M,
Kaisar persia) dihidupkan kembali melalui tenaga pengajar dari tabib-tabib asal Grik dan Roma,
yang menjadi tawanan perang.
Al-Mansur juga mendirikan sebah perguruan tinggi sebagai gudang pengetahuan yang diberi nama
''Baitul Hikmah''. Usahanya itu telah menjadikan kota Baghdad sebagai kiblat ilmu pengetahuan
dan peradaban Islam. Ia mengajak banyak ulama dan para ahli dari berbagai daeah untuk datang
dan tinggal di Baghdad. Dia mendorong pembukuan Ilmu Agama, Seperti Fiqh,Tafsir,Tauhid,Hadis
dan Ilmu lain seperti bahasa dan Ilmu Sastra. Pada masanya lahir juga para punjangga, pengarang,
dan penerjemah yang hebat, termasuk Ibn Muqqaffak yang menerjemahkan buku Khalilah Wa
Dimnah dai bahasa parsi.
Mengetahui Biografi Abu Ja'far Al-Mansur, yg tadi nya gk tau jd tau. Alhamdulilah mendapat ilmu Agama islam mendalam
ReplyDeleteMakasih gan..
ReplyDelete