Friday, September 29, 2017

PROFIL HARUN AR-RASYID



2. Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) 
    Pemimpin Bijaksana dan peletak Dasar Pemerintah Modern

  perempuan Berpengaruh Masa Abbasyah Zubaidah Binti Ja'far

 Zubaidah Bini Ja'far Adalah Istri Khalifah Harun Ar-Rasyid da ibu dari Khalifah Al-Amin. Dia merupakan sibol wanita yang penuh semangat dan mampu memberikan contoh dan keteladanan. Nama Aslinya Amatul Aziz binti Ja'far.

Wanita mulia ini selalu dimanjakan dengan curahan kasih sayang.Kakeknya Abu Ja'far Al-Mansur dan pamannya Al--Mahdi, juga membesarkannya dengan penuh cinta. Kakeknya sangat mengagumi sang cucu sehingga memanggilnya ''Zubaidah'' yang berarti buih nan jernih''.

Zubaidah adalah seoang wanita wanita yang cerdas,Bijaksana,Setia,penyayang. pendapatnya selalu di hormarti sehingga di jadikan penasehat pribad Khalifah.

Dia juga wanita yang kasih dan banyak menghafal syair dan gurindam dia bahkan mengubah syair, dan senantiasa bersedia berdebat dengan kaum lelaki dalam berbagai bidang Ilmu dan seni. di samping itu, dia di kenal pula dikenal pula sebagai wanita berwajah cantik. wajah jika Ia sangat dikasihi oleh Harun Ar-Rasyid serta diletakkannya di tempat yang terhormat lagi Mulia.

Khalifah Harun Ar-Rasyid (145-193 H/763-809 M) dilahirkan di Rayy pada bulan Februari 7763 M/145 H. Ayahnya bernama Al-Mahdi dan ibunya bernama Khaizurran. Ia dbesarkan di lingkungan Istana, mendapat bimbingan Ilmu-ilmu Agama, dan Imu pemerintahan dibawah bimbingan seorang guru yang terkenal, yaitu Yahya bin Khalid  Al-Barmaki, seorang ulama besar di zamannya. Ketika Ar-Rasyid menjadi Khalifah, Yahya menjadi perdana menterinya sehingga banyak naihat dan anjuran kebaikan mengalir darinya.

Tanggung Jawab yang berat sudah dipukul Harun Ar-Rasyid sejak sang Ayah, Khalifah Al-Mahdi melantiknya sebagai gubernurnur di Saifah tahun 163 H. Semenjak tahun 164 H, Ia diberikan wewenang untuk mengurus seluruh wilayah Anbar dan negri-negri di Wilayah Afrika Utara.

Harun Ar-Rasyid diangkat menjadi khalifah pada September 786 M. Usianya sangat muda ketika itu, yakni 23 tahun. Jabatan khalifah itu pegangnya setelah saudaanya yang menjaba Khalifah, Musa Al-Hadi Wafat.

Kepribadian Harun Ar-Rasyid sangat mulia. Sikapnya tegas, mampu mengendalikan diri, tidak emosional, berperasaan sangat halus, dan toleran. Akhlak mulianya dimukakan oleh Abdul 'Atahiyah, seorang penyair kenamaan saat itu. Selain itu, Ia dikenal seagai serag Khalifah yang suka humor. Dia juga terkenal sebagai pemimpin yang pemurah dan dermawan. Banyak sejarawan menyamankannya dengan Khalifah Umar bin Abdul Azis dari Dinsti Umayyah. Ia sering turun ke jalan-jalan di kota Baghdad pada malam hari melihat kehidupan sosial yang sebenarnya. Di masanya, tidak seorang pun yang kelaparan dan teraniaya, tanpa diketahui oleh Harun Ar-Rasyid.

Khalifah Harun Ar-Rasyid mempunyai perhatian dan minat yang besar terhadap Ilmu pengetahuan dan kebudayaan. para ilmuwan dan budayawan dilibatkan dalam setiap pengambilan kebijakan. Khalifah juga melakukan penterjemahkan besar-besaran terhadap buku-buku Ilmu pengetahuan berbahasa Asing ke dalam bahasa Arab. bahasa Arab menjadi bahasa resmi dan bahasa pengantar di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, bahkan menjadi ala komunukasi umum. semua pengetahuan yang termuat dalam bahasa Asing segera diterjemahkan ke dalam bahasa Arab agar dapat dikaji dan dipahami masyaakat luas. Dewan penerjemah pun dibentuk, yang diketuai oeh seorang pakar bernama Yuhana Bin Musawih.

Kota Baghdad menjadi macusuar, kota impian 1.0001 malam yang tidak ada tandigannya di dunia pada abad pertengahan. Selain itu, pada masa kekhalifahannya wilayah kekuasaan Dinasti Abbasyiah membentang dari Afrika Utara sampai ke Hindikus, India. Kekuattan militer yang dimikinya juga sangat luar biasa.

Pada masa Khaifah Harun Ar-Rasyid, hidup seorang cerdik pada yang sering memberikan nasihat kebaikan kepadanya, yaitu Abu Nawas, Nasihat-nasihat kebaikan Abu Nawas disertai dengan gayanya yang lucu. Hal tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Khalifah Haru Ar-Rasyid.

Kebijakan dan kecapaiannya dalam memimpin mampu membawa negar dalam situasi aman,damai,dan tenteram. Tingkat kejahatan sanat tinggi sehingga sulit mencari orang yang akan diberikan Zakat, Ifak, dan sedekah. Dapat dikatakan bahwa tingkat kemakmuran  penduduk merata. pada mas pemerintahannya Dinasti Abbasiyah mengalami masa kejayaan dan keemasan, sekaligus menjadi salah satu pusat peradban dunia.

Khalifah Harun Ar-Rasyid meninggal duia di khurasan paa tanggal 3 atau 4 Jumadissani 193 H/809 M, setelah menjadi khalifah selama 23 tahun 6 bulan. Saat meninggal dunia, usianya 45 tahun. Shalt Jenazah Khalifah Haru Ar-Rasyid dipimpin oleh anaknya sendi bernama Salih.

Dinasti Abbasiyah dan dunia Islam saat itu benar-benar-benar kehilangan sosok pemimpin yang saleh, adil, da bijaksana. Di masa itu, tidak seorang pun yang teraniaya tanpa diketahui olh Harun Ar-Rasyid untuk mendapatkan perlindungan hukum yang adil.  

PROFIL ABU JA'FAR AL-MANSUR







1. Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur (136-158 H/754-775 M) Pendiri Kota Baghdad

    A. Biografi Singkat
         
         Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al-Mansur adalah Khalifah kedua Bani Abbasiyah, putra
         dari Muhammad bin Ali bin Abdullah ibn Abbas bin Abdul Muthalib, dilahirkan di Hamimah
         pada tahun 101 H. ibunya bernama Salamah Al-Barbariyah, seorang wanita dari suku Barbar.
         Al-Mansur merupakan saudara Ibrahim Al-Imam dan Abul Abbas As-Saffah. Al-Mansur
         memiliki kepribaian yang kuat, tegas, berani , cerdas, dan memiki otak yang Cemerlang.

        Ia dinobatkan sebagai putra mahkota oleh Kakaknya, Abul Abbas As-Saffah. ketika As-Saffah
        meninggal, Al-Mansur dilantik menjadi Khalifah Saat usiaya 36 Tahun.
     
       Al-Mansur seorang Khalifah yang tegas, Bijaksana, Alim, berpikiran majuu, baik budi, dan
       pemberani. Ia tampi dengan gagah berani dan cerdik menyelesakan berbagai persoalan
       pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Al-Mansur juga sangat mencintai Ilmu pengetahuan.
       Kecintaanya terhadap Ilmu Pengetahuan menjadi  Pilar bagi pengembangan peradaban Islam di
       masanya.

      Setelah menjalankkan pemerintahan elama lebih dari 22 tahun, pada tanggal 7 Zulhijjah tahun
      158 H/775 M, Al-Mansur wafat ketika perjalanan  ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji
      dalam usia 57 tahun, di suatu tempat bernama ''Bikru Ma'unah''. Jenazahnya dimakamkan di
      Makkah.

  B. Kebijakan dalam Pemerintahan 

  Setelah dilntik menjadi Khalifah tahun 136 H/754 M, Al-Mansur membenahi Administrasi
  pemrintahan dan kebijakan politik, Dia menjadikan wazir sebagai koordinator kementerian. wazir
  pertama yang diangkangkat berama Khalid Bin Barmak, berasal dari Balk, pesia, Al-Mansur juga
  membentuk lembaga protokoler negara, Sekretaris negara , dan kepolisian negaa, disampig
  membenahi angkatan bersenjata, Dia menunjuk Muhammad bin Abd Al-Rahman sebagai hakim
  pada lembaga kehakiman negara. Jawatan Pos yang sudah ada sejak masa Dinasti Umayyah
  ditingkatkan peranannya, terutama untuk menghimpun seluh Informasi dari daerah agar
  administrasi kenegaraan berjalan dengan lancar, Sekaligus menjadi pusat Informasi khalifah
  untuk mengontrol para gubernurnya.

  Untuk memperluas jaringan politik, Al- Mansur menaklukkan kembali daerah-daerah  yang
  melepaskan diri, dan menertiban keamanan daerah perbatasan. Di antara usaha tersebut adalah
  merebut benteng-benteng di Asa, kota Malatia, wilayah Cappadocia, dan Cicilia pada tahun 756-758
  M. Ke Utara , bla tentaranya juga melintasi pegunungan Taurus dan mendekati Selat Bosporus.  

 Selain itu, Al-Mansur membangu hubungan diplomatik dengan wilaya-wilayah luar Jazirah Arabia.
 Dia membuat perjanjian damai dengan kaissar Constantine V dan mengadakan genjata senjata antara
 tahun 758-765 M. Khalifah Al-Mansur juga melakukan dakwah Islam ke Byzantium . Ia berhasil
 menjadikan krajaan tersebut membayar Upeti tahunan kepada Dinasti Abbasiyah. selain itu , dia juga
 mngadakan kerja sama dengn Raja Pepin dari Prancis. Saat itu , diaKekuasaan Bani Umayyah II di
 Andalusia dipimpin oleh Abdurrahman Ad -Dakhil.Al-Mansur berhasil pula menakluka daerah
 Afrika Utara pada tahun 144 H, Meski terkadang kota Kairawan silih berganti bertukar wali. Suatu
 Saat dikuasai oleh bangsa Arab, di lain aktu ke tangan Barba lagi. Baru pada tahun 155 H, Kota tersebut dikuasai secara penuh oleh Daulah Abbasiyah.

C. Mendirikan Kota Baghdad 
    
    Pada masa Awal pemeritintahan Dinasti Abbasiyah, yakni di masa As-Saffah, pusat
    pemerintahannys berada di kota Anbar, sebuah kota kuno persia di sebelah timur sungai Eufrat.
    Istananya diberi nama Hasimiyah, dinasbahkan kepada sang kakeknya, Hasyim bin Abdi Manaf
 
   Pada masa Al-Mansur, pusat pemerintahan dipindahkan lagi ke Kufah. Ia mendirikan Istana baru
   dengan nama Hasyimiyah II. Selanjutnya, untuk lebih menetakan dan menjaga Stabilitas politik,
   Al-Mansur mencari daerah Strategis untuk djadikan Ibu kota egara. Pilihannya jatuh pada daerah
   yang sekrang dinamakan Baghdad, terletak di tepian sungai Tigris dan Eufrat. Sejak Zaman persia
   kuno, koota sudah mnjadi ppusat perdagangan yang dikunjungi saudagar dari berbagai penjuru
   dunia, termasuk pedagang dari cina dan India. Menurut cerita rakyat, daerah ini sebelumnya adalah
   tempat peristirahatan Kisrah Anusyirwan, Raja Persia yang tamasyhur. Baghdad ''taman keadilan''.
   Taman itu lenyap bersama hancrya kerajaan persia, namun namnya tetap menjadi kenanga rakyat.

  Kota tersebut dibangun Khalifah dengan melibatkan para arsektur, tukang bau, tukang kayu, ahli
  lukis, dan lain-lain. mereka didatangkan dari Syiria, Mosul, Basrah, dan Kufah yang berjumlah
  Sekitar 100.000 Orang. Kota Baghadad berbentuk bundar. Di sekelilingnya dibangun dinding
  atau tembok yang bsar dan tinggi, sedangkan sebelah luarnya digali parit besar yang berfungs
  sebagai saluran sekaligus bnteng pertahanan.

 Terdapat empat pintu gerbang di seputar kota ini, disediakan untuk setiap orang yang ingin memauki
 kota. Keempat pintu gerbang iu adalah Bab Al-Kuffah, terletak di seelah Barat Daya Bab Syam,
 terletak di Baat Laut, Bab Al-Basrah, di tenggara dan Bab Al-Khurasan, di Timrur Laut. Di  antara
 masng-masing pintu gerbang di bangun 28 menara, fungsinya sebagai tempat pengawal negara
 bertugas mengawasi keadaan di luar. Di atas setiap pntu gerbang di bangun tempat peristirahatan
 berhias ukiran yang indah da menyenagkan. Di tengah-tengah kota terletak istana Khalifah dengan
 seni arsitekturPersia. Istana ini dikenal dengan Al-Qasr Al-Zahbi, berarti 'istana emas' istana juga
 dilengkapi dengan bangunan masjid, tempa pengawal istana, polisi , dan tempat tinggal putra-putri
 serta Keluarga Khalifah.

 Di Sekitar Istana dibanngun pasar tempat perbelanjaan, termasuk jalan raya yang menghubungkan
 keempat pintu gerbang. Sejak Awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan
 kebangkitan ilmu pengetahuan Islam. itulah sebabnya, philip K. Hitti, seorang peneliti sejarah Arab menyebut Bagdad sebagai kota intelektual Menurutnya, di antara kota-kota di dunia, Baghdad merupakan profesur masyarakat Islam. Bahkan dalam cerita 1001 malam, Baghdad menjadi kota impian.

Al-Mansur memindahkan ibu kota negara ke kota baru dibangunnya, yaitu Baghdad pada tahu 752 M. Kota ini selajutnya bukan hanya menjadi pusat pemerintahan yang strategis, tetap juga menjadi pusat kebudayyan dan peradaban Islam.

 
  

D. Pengembangan Ilmu Pengetahuan
     
     Al-Mansur menunjukkan minat dan perhatian yang besar terhadap pengembangan Ilmu
     Pengetahuan. Penyalinan literatur Iran, Grik serta Siryani dilakukan secara besar-besaran. Dia
     mendorong usaha menerjemahkan buku-buku pengetahuan dari kebudayaan asing ke bahasa Arab
     agar dikaji orang-orang Islam.

     perguruan tinggi ketatiban di jundisapur yang dibangun oleh Khosru Anusyirwan (351-579 M,
     Kaisar persia) dihidupkan kembali melalui tenaga pengajar dari tabib-tabib asal Grik dan Roma,
     yang menjadi tawanan perang.

    Al-Mansur juga mendirikan sebah perguruan tinggi sebagai gudang pengetahuan yang diberi nama
    ''Baitul Hikmah''. Usahanya itu telah menjadikan kota Baghdad sebagai kiblat ilmu pengetahuan
    dan peradaban Islam. Ia mengajak banyak ulama dan para ahli dari berbagai daeah untuk datang
    dan tinggal di Baghdad. Dia mendorong pembukuan Ilmu Agama, Seperti Fiqh,Tafsir,Tauhid,Hadis
    dan Ilmu lain seperti bahasa dan Ilmu Sastra. Pada masanya lahir juga para punjangga, pengarang,
    dan penerjemah yang hebat, termasuk Ibn Muqqaffak yang menerjemahkan buku Khalilah Wa 
    Dimnah dai bahasa parsi. 

Profil Abu Al-Abbas As-Saffah


    ABU AL-ABBAS AS-SAFFAH
   SANG PENDIRI DINASTI ABBASIYAH             



Keturunan Bani Abbasiyah yang berhasil lolos dalam peperangan dengan bangsa Mongol
dan berhasil menyelamatkan diri ke Mesir. Sejak saat itu, pusat keuasaan Islam berpindah ke Kiro. Al-Muntasir dilantik sebagai Khalifah tanggal 1 Rajab 659 H. Berikut nama-nama Khalifah masa Abbasiyah yan berpusat di Mesir:

1. Al-Mustasir Billah II (660-661 H/1261-1262 M);
2. Al-Hakim Biamrillah I (661-701 H/1262-1302 M);
3. Al-Mustakfi Billah I (701-732 H/1302-1334 M);
4. Al-Wasiq Billah I (732-742 H/1334-1354 M);
5. Al-Hakim Biamrillah II (742-753 H/1343-1354 M);
6. Al-Mu'tadid Billah I (753-763 H/1354-1364 M);
7. Al-Mutawakkil 'Alallah I (763-785 H/1363-1386 M);
8. Al-Wasir Billah II  ( 785-788 H /1386-1389 M);
9. Al -Mu'tasim (788-791 H/1389-1392 M); 
10. Al-Mutawakkil 'Alallah II (791-808 H/1392-14-9 M);
11. Al-Musta'in Billah (808-815 H/1409-1426 M);
12. Al-Mu'tadid Billah II (815-845 H/1416-1446 M);
13. Al-Mustakfi Billah II (845-854 H/1446-1455 M);
14. Al-Qa'im Biamrillah (754-859 H/1455-1460 M);
15. Al-Mustanjid Billah (859-884 H/1460-1485 M);
16. Al-Mutawakil 'Alallah (884-893 H/1485-1494 M);
17. Al-Mutamasikk 'Alallah (893-914 H/1494-1515 M);
18. Al-Mutawakkil 'Alallah (914-918 H/1515-1517 M);

Masa kepemimpinan Bani Abbasiyah yang berpusat di Mesir berakhir pada tahun 918 H. Khalifah Abbasiyah terakhir bernama Al-Mutawakil 'Alallah (III). Ia turun tahta dan menyerahkan kekuasaan kepada Sultan Salim (Kekhalifahan Usmani di Turki).
        

Tuesday, September 26, 2017

Silsilah Khalifah Dinasti Abbasyah

C. Sisilah Khalifah Dinasti Abbasiyah

 Dinasti Abbasiyah dipimpin oleh 37 orang khaalifah selama lima setengah abad (132-656 H / 750-1258 M) Berkuasa , yaitu sebagaii berikut:

Dari Bani Abbas:
1. Abul Abbas As-Saffah (133-137 H /750-74 M)
2. Abu Ja'far Al-Mansur (137-159 H /754-775 M)
3. Al-Mahdi (159-169 H/775-785 M)
4. Musa Al -Hadi (169-170 H/785-786 M)
5. Harun Ar-Rasyid (170-194 H/786-809 M)
6. Al-Amin (194-198 H/809-813 M)
7. Al-Makmum (198-318 H/813-933 M)
8. Al-Mu'tasim (833-845 M)
9. Al-Wasiq (223-228 H/842-847 M)
10. Al-Mutawakkil (233-297 H/847-861M)
11. Al-Muntasir Billah (247-248 H/861-862 M)
12. Al-Musta'in Billah (248-252 H/862-866 M)
13. Al-Mu'taz Billah (252-256 H/866-869 M)
14. Al-Muhtadi Billah (256-257 H/869-870 M)
15. Al-Mu'tamad 'Alalllah (257-279 H/870-892 M)
16. Al-Mu'tada Billah (279-290 H/892-902 M)
17. Al-Muktafi Billah (290-296 H/902-908 M)
18. Al-Muqtadir Billah (296-320 H/908-932 M)





  Dari Bani Buwaihi
19.  Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)
20.  Al-Radi Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)
21.  Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)
22.  Al-Musaktafi Al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M)
23.  Al-Muti' Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)
24. Al-Tai'i Lillah (364-381 H/974-991 M)
25.  Al- Qadr Billah (381-423 H/991-1031 M)
26.  Al-Qa'im Biamrillah (423-468 H/1031-1075 M)







Bani Saljuk
27. Al-Mu'tadi Biamrillah (468-487 H/1075-1094 M)
28. Al-Mustadir Billah (487-512 H/1094-1118 M)
29. Al-Mustarsyid (512-530 H/1118-11135 M)
30. Al-Rasyid Billah (530-531 H/1135-1136 M)
31. Al Muqtafi Liamrillah (531-555 H/1136-1160 M)
32. Al-Mustanjid Billah (555-566 H/1160-1170 M)
33. Al Mustadi'u Biamrillah (566-576 H/1170-1180 M)
34. An Nasir Liddinillah (576-622 H/1180-1225 M)
35. Az Zahir Biamrillah (622-623 H/1225-1226 M)
36. Al Mustansr Billah (623-640 H/1226-1242 M)
37. Al Mu'tasim Billah (640-656 H/1242-1258 M)



Menurut para Sejarawanan, masa pemerintah Dinasti Abbasiyah dibagi menjadi 4 (empat)
Periode, yaiu:

1. Masa Abbasiyah I, yaitu semenjak lahirnya Daulah Abbasiyah tahun 132 H/1055 M Sampai
  wafatnya Khalifah Al-Wastiq 232 H/847 M. Periode ini sering di sebut pengaruh persia pertama.

2.Masa Abbasiyah II, yaitu mulai Khalifah Al-Mutawakil tahun 232 H/847 M Sampai berdirinya
  Daulah Buwaihiyah di Baghdad tahun 334 H/946 M, disebut masa pengaruh Turki pertama.

3.Masa Abbasiyah III, yaitu dari berdirinya Daulah Buwaihiyah tahun 334 H/1055 M. periode ini
   disebut juga masa pengaruh persia kedua.

4.Masa Abbasiyah IV, yaitu masuknya orang-orang Saljuk ke Baghdad tahun 447 H/1055 M.
  sampai jatuhnya kota Baghdad ke tangan bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagukhan tahun 656
  H/1258 M. Periode ini disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.

Serangan bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu terjadi pada masa kepemimpinan Al- Mu'tasim Billah pada tahun 656 H. Dalam perperangan yang berlanngsung selama 40 hari, Khalfah Al-Mu'tasim terbunuh. Akibat serangan ini, dunia Muslim tidak memiliki khalifah sekitar tiga setengah tahun hingga didirikannya kekhalifahan di Mesir. Al-Muntasir adalah orang pertama yang diangkat sebagai Khalifah Bani Abbasiyah di Mesir.

Friday, September 8, 2017

Proses Pembentukkan Dinasti Abbasiyah






Dinasti Umayyah telah berhasil membawa kejayaan dunia islm mulai dari Asia Barat, Asia Tengah , Asia Selatan , Afrika Utara hingga ke Eropa. Sementara itu, dunia Islam juga mengalami masa-masa kejayaaan di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyyah, terutama dalam bidang pradapan dan kebudayaan Islam sehinggga Baghdad di kenal sebagai peradaban dunia. untuk lebih jelas, uraiannya sebagai berikut.

1. Proses Pembentukan Dinasti Abbasiyah 

upaya mengalahkan Dinasti Umayyah dilatar belakangkangi pemikiran tentang siapa yang berhak memimpin setelah Rasullah meninggal. Bani Hasyim (Kaum Alawiyun) sebagai keturunan Rasullah pernah mengemukakan hal tersebut. Terdapat tiga kota utama yang menjadi pusat kegiatan untuk menegakan kekuaaan keluarga besar paman Rasullah,Abbas bin Abdul Muthalib , yaitu kota Al-Humayinah sebagai pusat perencanaan, kota Kuffah sebagai kota penghubung, dan kota Khurasan sebagai gerakan langsung(lapangangan)

pada keluarga Abbas melakukan berbagi strategis dan persiapan di ketiga tersebut. salah satunya dengan mempropaganda bahwa orang-orang Abbasiyah lebih berhak dari pada Bani Umayyah atas kekhalifahan Islam. merek adalah keturunan Bani Hasyim yan nasabnya lebih dekat dengan Nabi Saw. pemimpin gerakan Ini gerakan ini adalah Imam Muhammad bin Ali, salah seorang keluarga Abbasiyah yang tinggal di Humaymah. Muhammad bin Ali tidak menonjolkan nama Bani Abbasiyah, melainkan menggunakan nama Bani Hasyim untuk menghindari perpecahan dengan kelompok Syi'ah. strateginya berhasil menggabungkan berbagai kekuatan, terutama antara pendukung fanatik Ali bin Abi Talib dengan kelompok lain.

untuk melakukan berbagai propaganda, diangkatlah  12 propagandis yang tersebar di beragai wilayah, seperti di Khurasan, Kufah, dan Makkah. diantara propagandis yang terkenal adalah Abu Muslim Al-khurasani, seorang tokoh masyarakat di khurasani, seorang tokoh masyarakat di Khurasan yang tudak senang dengan pemerintah Bani Umayyah. para perwakilan kelompok menyatakan kesetiaan kepada Abu Muslim Al-khurasani untuk membela Bani Hasyim Dan Bani Abbas.

Gerakan dan propaganda yang di motori oleh Muhammad bin Ali mendapat sambutan  yang luar biasa dan tanggapan positif dari Masyarakat, begitu juga dari golongan Mawali. pada tahun 743 M Muhammad bin Ali meninggal. Gerakannya dilanjutkn oleh putranya bernama Ibrahim Al-Imam. ia Menunjuk Abu Muslim Al-Khurasani sebagai panglima perrang karena sangat ahli dam menarik simpati berbagai kelompok pernah dalam waktu satu hari, Ia berhasil mengumpulkan penduduk dari sekitar 60 Desa di Merv. Abu Muslim mengajak kelompok yang kecewa kepada Bani Umayyah Untuk mengembalikan kekhalifahan kepad Bani Hasyim, baik dari keturunan Abbas Bin Abdul Mutalib maupun dari keturunan Ali Bin Abi Talib.

Setelah Ibrahim Al-Imam meninggal, gerakan dilanjutkan oleh saudaranya bernama Abdullah Bin Muhammad, yang lebih terkenal dengan nama Abu Abbas As-Saffah. Ia kemudian mempercayai dan mengangkat Abu Muslim Al-Khurasani menjadi sebuah kekuatan besar yang sagat ditakuti Bani Umayyah.











Akhirnya,Dinasti Umayyah mengalami kekalaha total dalam pertempuran. Khalifah Marwan II bersama 120.000 tentaranya, yang berusaha bertahan dengan menyebrangi sungai Tigris menuju Zab Hulu (Zab Besar ), berhasil dikalahkan oleh gerakan kelompok Bani Hasyim. Khalifah Marwan  II tewas dalam pertempuran di Busir (wilayah Al-Fayyum) tahun 132 H /750 M. Kematian Khalifah Marwan II menjadi Akhir dari runtuhnya Dinasti Umayyah, sekaligus menjadi Awal berdirinya Dinasti Abbasiyah. Abul Abbas As-Saffah merupakan Khalifah pertamanya, sedangkan pusat Kekuasaan Awalnya ditempakan di Kuffah.

2. Abul Abbas As-Saffah, Tokoh Pendiri 

Nama lengkap Abul Abbas As-saffah adalah Abdullah bin Muhammad Bin Ali Bin Abdullah Bin Abbas, dilahirkan dari seorag ibu bernama Rabtah Binti Abaidullah Al-Harisi, sedangkan ayahnya Bernama Muhammad Bin Ali . Ia mendapat gelar As-Saffah yang berarti pengalir Darah dan pengancam siapa saja yang membangkang (pihhak yang menentang).

Abul Abbas adalah seorang yang bermoral tinggi dan memiliki kesetiaan. Beliau disegani dan dihormati oleh kerabat-kerabatanya. Ia memiliki pengetahuan yang luas, pemalu, Budi Pekerti yang baik , dan Demawan. menurut As-Sayuti, Abul Abbas As-Saffah Ialah manusia yang paling span dan selalu menepati janjinya. Pada tanggal 3 Rabiul Awal 132 H, Ia dibiat menjadi khalifah pertama Dinasti Abbasiyah yang berpust di Kuffah. Hanya saja, dua tahun kemudian (134 H), pusat pemerintahan dipindahkan dari Kuffah ke daerah Anbar (kota Kuno i persia).

Semasa Pemerintahnya, Abul Abbas tidak banyak melakukan perluasan wilayah, tetapi lebih memilih memperkuat pemerintahan dalam negeri. Abul Abbas menjadi Khalifah selama 4 tahun 9 bulan.Ia wafat dalam usia 33 tahun di kota Anbar bulan Zulhijjah tahun 136 H/753M.

Proses Berdrinya Dinasti Abbasiyaha

B. Proses Berdrinya Dinasti Abbasiyaha


kerunthan Dinasti umayyah pada tahun 750 M menjadi tonggak awal berdirinya Dinasti Abbasiyah. khalifah  pertamanya adalah Abdullah As-Saffah bin Muhammaa bin ali bin abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para pendirinya adalah keturunan Abbas ibn Abdul Muthalib, paman nabi Muhammad saw. Masa kekuasaaN Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang panjang , yaiyu tahu 132 H/750Ms/d656H/1258M.

Sebab-Sebab Kemunduran Bani Umayyah



1. Figur pewaris kekhalifahan yang lemah, Sepeninggal Hisyam, , tidak ada lagi khalifah yang kuat , mampu memperkuat pemerintah , serta menjaga keutuhan dan kewibawaan negara.

2. Tidak adanya ketntuan tata cara engangkat khalifah . akibatnya , terjadi perebutan kejuasaan di kalangan  anggota keluarga umayyah.

3.pemindahan ibu kota daari madinah ke Damaskus yang meupakan bekas ibu kota  kerajaan Byzantium . gaya hidup mewah bangsawan Byzantium dianggap telah mempengarhi dan ditiru oieh Dinasti Umayyah.

4.para ulama measa kecewa terhadap para penguasa. mereka dipandang tidak memiki integritas keagamaan dan politik yang sesuai dengan syariat islam.

5.pertentangan yang sudah lama terjadi antara suku Arab Utara [disebut Arab Quraisy atau Mudarariyah yang menempati irak] dengan Arab  Selatan [disebut yamani atau Himyariyah yang mendiami wilayah Suriah] mencapai puncaknya. Hal tersebut karena para khalifah berpihak kepadaaa suku Arab Yamani.



6. ketidak puasan sejumlah pemeluk islam no-arab yakni pendatang baru dari bangsa-bangsa yang dikalahkan [disebut''Mawali'']. mereka bersama-sama bangsa Arab megalami beratnya peperangan , tatapi diperlukan sebagai masyarakat kelas dua. Golongan non-arab, terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya , merasa tidak puas karena status Mawali menggambarkan inferioritas. ditambah lagi dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan ppada masa Bani Umayyah

7. Latar belakang terbentuknya Daulah Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik politik yang terjadi di masa Khulafaur Rasydin terakhir , yaitu khalifah Ali bin Abi Talib. Sisa-sisa kaum Syi'ah [pengikut Ali] dan Khawaruj terus menjadi gerakan oposis. penumpasan tehadap gerakan tersebut banyak menyedot kekuatan pemerintah.

8.penyebab langsung tergulingnya Daulah Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Abbas bin Abdul Mutalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim, golongan Syi'ah,dan kaum Mawali yang merasa di kelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.

Jejak peradaban Dinasti Abbasiyah







Tahukah kalian bahwa Dinasti Umayyah yang dirintis oleh Mu'awiyah bin Abi sufyan pada tahun 41 H / 661 M dan dilanjutkan oleh generasi keturunannya mengalami pasang surut ? pada awal didirkan nya , banyak eberhasilan yang dicapai selama masa pemerintahan mu'awiyah sebagi khalifah pertama , terutama  penguatan administrasi pemerintahan dan perluasan wilayah. selanjutnya , masa-masa kejayaan dan kebesaran dialami pada masa pemerintahan Abdul Malik al Walid I , umar IIdan hisyam , baik di bidang politik,militer, ekonomi,budaya,sastra,dan ilmu pengetahuan . namun dalam perkembangannya kemudian, berbagai kesuksesan dan kebesaran yang telah diraih oleh Dinasti Umayyah mengalami kemunduran bahkan memasuki masa kehancuran , antara lain akibat kelemahan-kelemahan di dalam negri dan semakin kuatnya tekanan dari pihak luar . untuk bagaimana proes tersebut terjadi,berut urainya

A. Keruntuhan Dinasti Umayyah/

Dinasti Umayyah berjaya kurang lebih 90 tahun [661-750 M], namun pada akhirnya mengalami masa-masa kemunduruan, ditandai dengan melemanya sistem politik dan pemerintahann, di samping muculnya berbagai tekanan dari luar berupa pemberotakan.

kekhalifah Bani Umayyah sangat lemah dan tidak bisa mengendalikan pemerntahan Hisyam bin Abdul Malik. di kalangan keluarga khalifah sering terjadi pertikaian , misalnya yang dilatar belakangi oleh perebutan kekuasaan untuk menduduki jabatan khalifah.

Kalifah Hisyam diteruskan oleh al- walid II, yazid III, ibrahim ,dan Marwan Muhammad, namun keempatnya hana mampu keempatnya hanya mampu memerntah sekitar tujuh tahun . AL- WALID memerintah selama stu tahun 3 bulan , kemudian digantikan oleh Yazid III yang hanya bertahan selama enam belas bulan. selanjutnya digantikan olh ibrahim bin al-walid bin  Adul malik, tatapi bertahta tidak lebih dari tiga bulan dn digantikan oleh Marwan selama maa kepemimpinannya, Marwan disibukkan mngatasi berbagai pmberntakan, sampai akhirnya ia tewas di medan perang.

Keruntuhan DInasti Umayyah benar-benar terjadi pada tahun 748 M. pasukan Abbas bin Abdul Mutalib yang didukung oleh pasukan Abu Muslim Al-Khurasani menang dalam pertempuran Zab Hulu melawan pasukan Khalifah Marwan. Kekalahan ini menjadi akhir dari kekuasaan Dinasti Umayyah , sekalgus menjadi awal berdirinya Dinasi Abbasiyah mulai tahun 750 M 1258 M.