1. Kebijakan dan strategi Abu Bakar as shidiq
Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun (632-634 M), maka mempunyai beberapa kebijakan dan strategi ketika memimpin negara yaitu:
A. Pembukuan Al-Qur'an
Perang Riddah menimbulkan banyak korban, termasuk sebagian para penghafal Al-Qur'an. Kenyataan ini sangat merugikan sekaligus menghawatirkan Jika semakin banyak penghafal Al-Qur'an gugur, akibatnya Al-Qur'an bisa hilang. Menyadari hal ini, Umur bin Khattab mencatat semua hafalan Al-Qur'an pada para sahabat yang masih hidup. Dengan demikian, Al-Qur'an dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Abu Bakar ragu, apakah harus menerima usulan Umar bin Khattab ataukah menolaknya ? Ia ragu ssbab Nabi belum pernah melakukannya. Namun, Umar berhasil meyakinkan Abu Bakar bahwa pengumpulan Al-Qur'an akan sangat bermanfaat bagi keutuhan Al-Qur'an. Zaid ditunjuk karena ia pemuda yang cerdas dan berpengalaman mencatat ayat-ayat Al-Qur'an. Zaid bin Tsabit dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik.
B. Perluasan Wilayah Baru (futuhat)
Keberhasilan dalam perang Riddah, ancaman dari dalam Jazirah Arab, dapat dikatakan teratasi. Namun dari luar sedang bergerak.
Kekuasaan yang dijalankan pada masa khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasulullah, bersifat sentral. Kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikayif terpusat di tangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bernusyawarah.
Ketika Abu Bakar menjabat sebagai khalifah pertama, ia berusaha mewujudkan keinginan tersebut dalam upaya memperluas wilayah kekuasaan Islam ke daerah Syiriah. Untuk keperluan tersebut Abu Bakar menugaskan 4 orang panglima perang, yaitu :
1) Yazid bin Abu Sufyan yang ditugaskan di Damaskus
2) Abu Ubaidah bin Jarrah ditugaskan di Homs sebagai panglima besarnya
3) Amru bin Ash ditugaskan di Palestina
4) Surahbil bin Hasanah ditugaskan di Yordania
Abu Bakar ragu, apakah harus menerima usulan Umar bin Khattab ataukah menolaknya ? Ia ragu ssbab Nabi belum pernah melakukannya. Namun, Umar berhasil meyakinkan Abu Bakar bahwa pengumpulan Al-Qur'an akan sangat bermanfaat bagi keutuhan Al-Qur'an. Zaid ditunjuk karena ia pemuda yang cerdas dan berpengalaman mencatat ayat-ayat Al-Qur'an. Zaid bin Tsabit dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik.
B. Perluasan Wilayah Baru (futuhat)
Keberhasilan dalam perang Riddah, ancaman dari dalam Jazirah Arab, dapat dikatakan teratasi. Namun dari luar sedang bergerak.
Kekuasaan yang dijalankan pada masa khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasulullah, bersifat sentral. Kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikayif terpusat di tangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bernusyawarah.
Ketika Abu Bakar menjabat sebagai khalifah pertama, ia berusaha mewujudkan keinginan tersebut dalam upaya memperluas wilayah kekuasaan Islam ke daerah Syiriah. Untuk keperluan tersebut Abu Bakar menugaskan 4 orang panglima perang, yaitu :
1) Yazid bin Abu Sufyan yang ditugaskan di Damaskus
2) Abu Ubaidah bin Jarrah ditugaskan di Homs sebagai panglima besarnya
3) Amru bin Ash ditugaskan di Palestina
4) Surahbil bin Hasanah ditugaskan di Yordania
No comments:
Write comments