Saturday, March 2, 2019

Tradisi dan Budaya Islam di Jawa



Tradisi dan budaya islam di Jawa

  Para wali di jawa pada abad ke-15 dan 16 M telah lama dikenal bukan saja sebagai penyebar islam yang gigih dan produktif, melainkan juga sebagai perintis dan pelopor berbagai kegiatan kreatif seni. Berikut ini beberapa tradisi dan budaya yang berkembang setelah kedatangan islam di jawa dan merupakan hasil pengakulturasian budaya ulama terdahulu

A. Tahlilan
 Kata "tahlilan" berasal dari bahasa Arab "tahlil" yang bermakna mengucapkan kalimat tayibah "La ilaha illallah", yang berarti tiada tuhan selain Allah. Makna tahlil kemudian berkembang menjadi serangkaian bacaan yg terdiri atas zikir, seperti tasbih, tahmid, shalawat, takbir, tahlil, dan beberapa bacaanzikir lain, serta ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa.

B. Sekaten
     Sekaten merupakan salah satu tradisi yang masih bertahan di kota Yogyakarta dan Surakarta hingga sekarang

C. Grebeg Maulud
    Upacara grebeg merupakan upacara terpenting karena mengungkapkan pada tingkat tertinggi..

D. Penanggalan Hijriah (Suranan)
      Masuknya agama Islam ke indonesia, secara tidak langsung membawa pengaruh pada sistem penanggalan

E. Selikuran
     Setiap pada tanggal 21 Ramadhan di kota Surakarta dan Yogyakarta diadakan upacara selikuran untuk menyambut malam Lailatul Qadar dengan membuat makanan berupa nasi untuk dibagikan kepada masyarakat.

F. Nyandran
    Nyandran adalah tradisi Jawa bertujuan untuk menghormati orang tua atau leluhur mereka, dengan melakukan ziarah kubur dan mendoakan arwah mereka.

G. Lebaran ketupat (kupatan)
      Kupatan dilaksanakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.

No comments:
Write comments